Analisis struktur merupakan ilmu untuk menentukan efek dari beban
pada struktur fisik dan komponennya. Adapun cabang pemakaiannya
meliputi analisis bangunan, jembatan, perkakas, mesin, tanah, dll. Analisis struktur menggabungkan bidang mekanika teknik, teknik material dan matematika teknik untuk menghitung deformasi struktur, kekuatan internal, tekanan, reaksi tumpuan, percepatan, dan stabilitas.
Hasil analisis tersebut digunakan untuk memverifikasi kekuatan struktur
yang akan maupun telah dibangun. Dengan demikian analisis struktur
merupakan bagian penting dari desain rekayasa struktur.
Sejarah
Tulisan Galileo Gallilei mengenai lentur balok kantilever |
Sejarah analisis struktur lahir dari ilmu mekanika yang merupakan cabang dari fisika. Tulisan tertua yang berisi ilmu ini dibuat oleh Archimedes
(287-212 SM) yang membahas prinsip pengungkit dan prinsip kemampuan
mengapung. Kemajuan yang besar diawali oleh hukum kombinasi vektor gaya
oleh Stevinus (1548-1620), yang juga merumuskan sebagian besar dari
prinsip-prinsip statika. Penyelidikan tentang lentur pertama kali
dilakukan Galileo Galilei (1564-1642) namun baru dipecahkan dengan baik oelh Auguste Coloumb (1736-1806). Robert Hooke (1635 - 1703) menemukan kelakuan material yang dikenal dengan hukum Hooke
sebagai dasar dari ilmu elastisitas. Metode kerja maya dikembangkan
awalnya oleh Leibnitz untuk menyelesaikan masalah mekanika biasa.
Selanjutnya pendekatan ini benar-benar sangat berguna dan penggunaannya
diperluas dalam berbagai kasus. Berbeda dengan ilmuwan lain yang
menekankan persamaan analitik, Christian Otto Mohr (1835–1918)
mengembangkan metode grafis yang antara lain lingkaran Mohr (untuk
menentukan tegangan), dan diagram Williot-Mohr (untuk menentukan
perpindahan truss). Tokoh lain yang terlibat dalam perkembangan ilmu
analisis struktur awal diantaranya, Marotte, D'Alembert, Euler (teori balok dan tekuk), Navier, Bernoulli (teori balok), Maxwell
(Prinsip Maxwell), Betti (hukum Betti), St. Venant (torsi), Rayleigh,
dan Castigliano (teori defleksi). Teori balok Euler-Bernoulli dibuktikan
kebenarannya dengan diselesaikannya pembangunan Menara Eiffel di Paris. Sebelumnya teori itu hanya dibahas oleh para ilmuwan semata.
Di abad modern, perkembangan besar ilmu bahan dilakukan oleh ilmuwan Rusia-AS Stephen P. Timoshenko. Maha karyanya Strenght of Material merupakan buku wajib mahasiswa teknik sipil hampir diseluruh dunia. Penemuan penting lain adalah metode distribusi momen oleh Hardy Cross pada tahun 1930
dalam tulisannya di jurnal ASCE. Kontribusi lain Cross adalah metode
analogi kolom. Namun metode klasik yang mulai digantikan seiring dengan
berkembangnya kemampuan dan kecepatan komputer. Maka dari itu penggunaan
metode elemen hingga
semakin meluas oleh insinyur struktur. Analisis yang sebelumnya memakan
banyak kertas dengan ketelitian semakin berkurang dengan banyaknya
variabel berhasil diatasi. Metode ini pertama kali dipakai dalam
menganalisis gedung Opera Sydney
oleh firma konsultan kenamaan Ove Arup. Bisa dikatakan metode elemen
hingga merupakan penemuan terpenting dalam bidang analisis struktur.
Elemen struktur
Sebuah sistem struktur merupakan gabungan antara elemen struktur
dengan bahannya. Sangat penting bagi insinyur untuk mengklasifikasi
struktur baik bentuk maupun fungsi dengan mengenali berbagai elemen yang
menyusun struktur tersebut. Elemen struktur diantaranya :
Elemen lentur: Balok sederhana
Lentur balok |
Sebuah balok langsing yang diberi perletakan sederhana akan
menghasilkan lenturan. Sebutan masalah lentur diartikan pada studi
mengenai tegangan dan deformasi yang timbul pada elemen yang mengalami
aksi gaya. Umumnya tegak lurus pada sumbu elemen sehingga salah satu
tepi serat mengalami perpanjangan dan tepi serat lainnya mengalami
penyusutan. Persamaan sederhana untuk menentukan tegangan lentur pada
balok dengan perletakan sederhana adalah :
dimana
- adalah tegangan lentur
- M - momen pada sumbu netral
- y - jarak tegak lurus sumbu netral ke tepi
- Ix - momen inersia luasan pada sumbu netral x.
Elemen tekan: Kolom
Selain dinding pemikul beban, kolom juga merupakan elemen vertikal
yang sangat banyak digunakan. Umumnya kolom tidak mengalami lentur
secara langsung dikarenakan tidak ada beban tegak lurus pada sumbunya.
Kolom dikategorikan bedasarkan panjangnya. Kolom pendek adalah kolom
yang kegagalannya berupa kegagalan material (ditentukan oleh kekuatan
material). Kolom panjang adalah kolom yang kegagalannya ditentukan oleh
tekuk, jadi kegagalannya adalah kegagalan karena ketidakstabilan, bukan
karena kekuatan.
Pelat
Plat adalah struktur palanar kaku yang secara khas terbuat dari
material monolit yang tingginya yang kecil dibandingkan dengan dimensi
lainnya. Umumnya dapat dikatakan bahwa pelat yang terbuat dari material
homogen mempunyai sifat yang sama pada segala arah.
Membran
Membran adalah suatu struktur permukaan fleksibel tipis memikul beban
terutama melalui proses tegangan tarik. Struktur membran cenderung
dapat menyesuaikan diri dengan cara struktur dibebani. Selain itu
struktur ini sangat peka terhadap efek aerodinamika dari angin. Efek ini
dapat menyebabkan fluttering (getaran). Penstabilan bisa dilakukan
dengan memberi gaya pra-tegang.
Cangkang
Cangkang adalah bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis
serta mempunyai permukaan yang lengkung. Beban-beban yang bekerja pada
permukaan cangkang diteruskan ke tanah dengan menimbulkan tegangan
geser, tarik, dan tekan pada arah dalam bidang (in-plane) permukaan
tersebut.
Tipe struktur
Kombinasi elemen struktur dan material yang menyusunnya disebut
sebagai suatu sistem struktur. Setiap sistem dibangun dari satu atau
lebih dari keempat tipe dasar struktur.
Gedung John Hancock Center. |
Truss
Truss terdiri dari ikatan elemen balok tegangan tarik dan elemen
kolom pendek dan biasanya berbentuk segitiga. Truss bidang disusun dari
elemen-elemen yang berada pada bidang yang sama (2 matra) dan seringkali
digunakan untuk jembatan-jembatan, penopang atap. Sebaliknya, truss
ruang memiliki elemen-elemen yang dapat mengembang ke dalam tiga matra
dan cocok untuk derek dan menara. Kemampuan bentangnya mulai dari 10 m
hingga 125 m. Untuk kasus jembatan di Indonesia, kemampuan bentang
truss tipe Warren bisa mencapai 60 m dibandingkan dengan jembatan balok
prategang sederhana yang hanya mampu membentang sepanjang 30 m.
Kabel
Dua bentuk lain dari struktur yang digunakan untuk bentang panjang
adalah kabel dan bangunan berpola lengkungan. Kabel biasanya fleksibel
dan menyangga beban-bebannya dalam tegangan tarik. Tidak seperti
tegangan tarik yang mengikat, beban luar (eksternal) tidak dipakai
sepanjang sumbu kabel, dan akibatnya kabel mengalami bentuk kelengkungan
tertentu.
Kabel umumnya digunakan untuk tujuan seperti menopang gelagar
jembatan dan atap bangunan. Bila digunakan untuk tujuan ini, kabel
memiliki suatu keuntungan dibandingkan balok dan truss khususnya untuk
bentang melebihi 50 meter. Karena mereka berlaku sebagai tegangan tarik,
kabel-kabel tidak akan menjadi stabil dan runtuh secara mendadak
seperti yang biasa terjadi pada balok atau truss. Dalam aspek biaya,
truss akan membutuhkan biaya tambahan dalam konstruksinya dan terjadi
peningkatan ketinggian akibat bentang yang meningkat. Penggunaan
kabel-kabel pada sisi lain dibatasi hanya oleh berat dan metode-metode
penggantungan.
Lengkungan
Lengkungan atau busur (Arch) mencapai kekuatannya dalam
tegangan mampat, karena ia memiliki suatu bentuk kurva yang berlawanan
dibandingkan dengan kabel. Lengkungan meskipun harus dimampatkan agar
dapat menjaga bentuknya dan akibatnya pembebanan sekunder seperti gaya
geser dan momen, harus dipertimbangkan dalam desainnya. Lengkungan
seringkali digunakan dalam struktur jembatan, kubah, dan untuk pintu
masuk dinding bangunan batu.
Kerangka
Kerangka-kerangka (Frames) sering digunakan dalam bangunan
yang tersusun dari balok dan kolom yang hubungan berupa sambungan pin
(sendi) ataupun sambungan kaku. Pembebanan pada suatu kerangka
menyebabkan pembengkokan anggota bagian dan akibat dari hubungan
sambungan kaku, struktur ini umumnya menjadi struktur tak tentu dari
sudut pandang analisis. Kekuatan dari suatu kerangka diturunkan dari
interaksi momen antara balok dan kolom pada sambungan kaku, dan hasilnya
keuntungan ekonomis dari penggunaan suatu kerangka bergantung pada
peningkatan efesiensi dalam menggunakan ukuran balok yang lebih kecil
terhadap peningkatan ukuran kolom dari aksi “balok-kolom” yang
disebabkan pembengkokan pada sambungan-sambungan.
Struktur bidang permukaan
Struktur bidang permukaan dibuat dari suatu bahan yang memiliki
ketebalan yang sangat tipis dibandingkan dengan ukuran dimensi lainnya.
Kadangkala material ini sangat lentur dan dapat mengambil bentuk suatu
tenda atau struktur gelembung udara. Pada kasus ini material bekerja
sebagai suatu struktur membran yang dibebankan oleh tegangan tarik
murni.
Struktur bidang permukaan bisa juga dibuat dari bahan kaku seperti beton pratekan atau ferro-semen.
Sebagaimana mereka bisa dibentuk sebagai pelat lipatan, silinder, atau
parabola hiperbolik dan disebut pelat tipis atau cangkang. Struktur ini
bekerja menyerupai kabel atau lengkungan karena mereka pada pokoknya
menopang beban-beban dalam bentung tegangan tarik atau mampatan
(tekanan) dengan pembengkokan yang sangat kecil. Struktur ini rumit
dianalisis kecuali dengan bantuan komputer dengan metode elemen hingga.
Beban
Jembatan tipe Warren Truss di Leupung, Aceh. |
Setelah dimensi dari struktur itu diketahui, sangat penting kemudian
menentukan beban apa saja yang ditanggung dari struktur. Beban disain
biasanya dispesifikasi oleh peraturan bangunan yang berlaku. Untuk
wilayah hukum Indonesia digunakan SNI 03 1727 1989 Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. Ada dua jenis beban pada struktur yang harus dipertimbangkan dalam desain. Tipe pertama ini disebut dengan Beban mati
yang merupakan berat dari kumpulan setiap anggota struktur maupun berat
objek benda yang ditempatkan secara permanen. Sebagai contoh, kolom,
balok, balok penopang (girder), pelat lantai, dinding, jendela, plumbing, alat listrik, dan lain sebagainya. Kedua adalah Beban hidup,
yang mana beban yang bergerak atau bervariasi dalam ukuran maupun
lokasi. Contohnya adalah beban kendaraan pada jembatan, beban pengunjung
pada gedung, beban hujan, beban salju, beban ledakan, beban gempa, dan
beban alami lainnya.
Beban angin
Bila struktur merintangi aliran angin, energi kinetik angin
dikonversikan ke dalam energi potensial tekanan, yang menyebabkan
terjadinya suatu pembebanan angin. Efek angin pada struktur bergantung
pada kerapatan dan kecepatan udara, sudut datang angin, bentuk dan
kekakuan struktur dan kekesaran permukaannya. Pembebanan angin bisa
ditinjau dari pendekatan statik maupun dinamik.
Beban gempa
Gempa bumi menghasilkan pembebanan pada suatu struktur melalui interaksi gerakan tanah
dan karakteristik respon struktur. Pembebanan ini merupakan hasil dari
distorsi struktur yang disebabkan oleh gerakan tanah dan kekakuan
struktur. Besarnya bergantung pada banyak dan tipe percepatan gerak
tanah, masa dan kekakuan struktur. Pembebanan dan analisis gempa di
Indonesia merujuk pada SNI 03 1726 2010 Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Tekanan Hidrostatik dan Tekanan Tanah
Bila struktur-struktur digunakan untuk menahan air,
tanah atau materi glanural, tekanan yang dihasilkan oleh beban-beban
ini menjadi suatu kriteria desain yang penting. Contohnya adalah
bendungan atau dinding penahan (retaining wall). Disini hukum-hukum hidrostatik dan mekanika tanah dipakai untuk menentukan pembebanan struktur.
Stabilitas struktur
Pada struktur stabil, deformasi yang diakibatkan beban pada umumnya
kecil dan gaya dakhil (internal) yang timbul dalam struktur mempunyai
kecenderugan mengembalikan bentuk semula apabila bebannya dihilangkan.
Pada struktur tidak stabil, deformasi yang diakibatkan oleh beban pada
umumnya mempunyai kecenderungan untuk terus bertambah selama struktur
dibebani. Struktur yang tidak stabil mudah mengalami keruntuhan secara
menyeluruh dan seketika begitu dibebani. Sebagai contoh, bayangkan tiga
buah balok disusun membentuk rangka segiempat. Berikan gaya horizontal
diujung rangka atas balok tersebut. Maka lama kelamaan rangka itu roboh.
Salah satu cara untuk membuatnya lebih stabil dengan bracing
atau mengisinya dengan dinding. Selain dengan yang disebutkan tadi,
ketidakstabilitas struktur bisa diakibatkan juga oleh kelemahan kolom
yang diakibatkan tekuk maupun efek P-Delta.
Metode analisis
Analisis Cremona untuk truss sederhana. |
Untuk bisa menghasilkan analisis yang akurat, insinyur struktur harus memperoleh informasi mengenai beban struktur, geometri, kondisi tumpuan, dan sifat bahan. Hasil dari analisis biasanya berupa reaksi tumpuan, tegangan,
geser, momen, puntir, dan perpindahan. Informasi ini kemudian
dibandingkan dengan kriteria kondisi kegagalan. Analisis struktur
lanjutan menyertakan respon dinamika,
stabilitas dan perilaku non-linier. Ada dua pendekatan analisis yang
umum yang : pendekatan analitik dan grafis. Pendekatan analitik
menerapkan mekanika bahan, teori elastisitas dengan jalan analisis
matematika seperti vektor, matrik
ataupun elemen hingga. Pendekatan grafis menerapkan prinsip-prinsip
geometri struktur dan garis sebagai beban untuk menganalisis.
Bagaimanapun terkadang prinsip mekanika klasik tetap diterapkan seperti untuk mengecek kesetimbangan dan untuk menganalisis balok statis tertentu.
Pendekatan analitik untuk menganalisis kerangka atau balok elastis diantaranya adalah :
- Metode Cross
- Metode Takabeya
- Metode distribusi momen
- Metode analogi kolom
- Metode kerja maya (energi virtual)
- Metode kekakuan dan kelenturan
- Metode defleksi kemiringan(slope deflection).
Sedangkan untuk menganalisis kestabilitas struktur (kemantapan kolom) diantaranya :
- Metode tekuk Euler
- Teori modulus ganda
- Teori modulus singgung
- Metode Southwell
- Metode energi
Analisis pelat :
- Teori Khirchoff-Love
- Teori Mindlin-Reissner
- Teori Reissner–Stein
Dengan pendekatan grafis :
- Metode Cremona
- Diagram defleksi Williot-Mohr
- Analisis grafis pada analisis plastis (bukan elastis) kerangka atau balok.
Analisis dengan bantuan komputer
STAAD.Pro adalah salah satu program analisis struktur.Hingga akhir tahun 1950an, analisis beberapa tipe struktur tak-tentu
panjang dan rumit. Analisis struktur dengan banyak sambungan dan anggota
(truss ruang, contohnya) memerlukan beberapa bulan perhitungan oleh tim
insinyur berpengalaman. Itupun perlu banyak asumsi yang disederhanakan
sehingga hasilnya kadang justru menimbulkan keraguan. Sekarang, program
komputer yang tersedia bisa membuat pekerjaan lebih cepat dan akurat.
Beberapa pengecuali tetap ada. Jika struktur memiliki bentuk yang tidak
lazim dan komplek seperti dinding tebal wadah nuklir atau lambung kapal
selam, analisis komputer akan lebih rumit dan memakan waktu yang banyak.
Kebanyakan program komputer ditulis untuk analisis orde-pertama,
dimana diasumsikan (1) kelakuan linear-elastis (2) anggota tidak
memiliki efek akibat deformasi (3) tidak ada pengurangan kekakuan akibat
beban tekan. Ketika masalah lebih rumit,dianjurkan menggunakan analisis
orde kedua dengan memperhatikan kelakuan in-elastis, perubahan
geometri, dan pertimbangan lain yang dianggap mempengaruhi perilaku
struktur.
Program analisis struktur ditulis bedasarkan metode elemen hingga. Contohnya adalah Frame3DD, SAP2000 dan ETABS.
0 komentar:
Posting Komentar